BINGUNG
Di
malam yang sepi, Rini hanya bisa duduk melamun dan membayangkan kekasihnya yang
sekarang entah dimana. Tanpa terasa, air matanya pun membasahi pipinya. Rini
merasa sangat sedih di tinggalkan begitu saja oleh kekasihnya. Sambil terisak
dalam tangisnya, Rini berkata “Andaikan dia tau apa yang sekarang aku rasakan.”
Rini
sebenarnya sudah tidak tahan dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja tanpa ada
kepastian yang jelas. Tapi karena ia sangat mencintai kekasihnya itu, ia lebih
memilih untuk menunggu daripada melupakannya.
Tanpa
terasa Rini pun tertidur dengan air mata yang masih berlinang. Malam semakin
larut, dan tidak terasa pagi yang dinanti-nanti oleh Rini telah tiba. Rini
segera terbangun dari tidurnya.
“oohh…
rupanya sudah pagi,” kata Rini.
Rini
pun segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, berharap ia dapat menemukan
sesuatu yang dapat menghibur hatinya yang sedih.
Kevin
teman sekelas Rini sebenarnya sangat mencintai Rini, tapi ia selalu berusaha
untuk mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan cintanya kepada Rini.
Sesampainya disekolah, rini bertemu sama Kevin. Dan Kevin menyapa Rini, “Hai
Rin, kok keliatan tidak semangat sih hari ini, apa kamu sakit Rin??” tanyanya
penuh perhatian.
Rini
hanya menjawab sekenanya, “Ahh enggak tuh, lahi malas aja” Katanya sambil
berlalu dari hadapan Kevin.
Ternyata
disekolahnya, ada dua orang yang menyukai Rini, yang satu lagi bernama Ari, dia
kakak kelas yang hanya beda 1tahun sama Rini. Ari sudah pernah menyatakan Cinta
kepada Rini, tapi belum ada jawaban dari Rini. Akhirnya diwaktu istirahat pun
Ari memberanikan diri mendekati Rini yang sedang duduk sendiri ditaman.
“Hai Rin,
aku ganggu gak ?” Tanya Ari tiba-tiba. Rini pun terkejut.
“Eh kak,
enggak kok kak gak ganggu.” Jawab Rini.
“mmmhh..
Rin, sebenarnya aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” Katanya lagi.
“Ngomong
apa kak ?” Tanya Rini penasaran. Ari masih terlihat ragu untuk mengatakannya
kepada Rini. Sedangkan Rini malah terlihat bingung.
“Kak,
katanya mau bicara sesuatu, emangnya mau bicara apa sih ?” Tanya Rini.
“Jadi
gini Rin, kakak kan udah pernah bilang cinta sama kamu, tapi kamu belum kasih
jawaban, sekarang kakak minta jawabannya dari kamu, kamu mau enggak jadi pacar
kakak ?” kata Ari. Rini hanya diam, hatinya bingung. Tapi akhirnya Rini pun
menjawab pertanyaan kak ari.
“Maaf
kak, aku belum bisa menjawabnya, kasih aku waktu lagi untuk berfikir.” Kata
Rini.
“Ya
udah kakak kasih waktu sampai nanti pulang sekolah, kakak tunggu kamu di taman”
kata Ari.
“Iya
kak..”
Ari
pun segera pergi dari tempat itu, sedangkan Rini tampak kebingungan . lalu
datanglah Nina teman baik Rini.
“Hei
ngelamun aja, lagi bete yah ??” Tanya Nina.
“Eh
Na, iya nih aku lagi bete, aku juga lagi bingung nih !!”
Nina
mencoba untuk menghibur temannya itu, ia tau apa yang dirasakan oleh temannya
sekarang. Nina mencoba bertanya, “Masih mikirin pacar kamu itu Rin ? udah deh
Rin, dia aja gak peduli sama kamu, ngapain kamu mikirin dia.”
“Tapi
aku masih cinta sama dia , aku gak bisa lupain dia”, kata Rini sambil menangis.
Nina malah bingung karena Rini menangis.
“Udah
mendingan kamu pergi aja, aku pengen sendiri dulu!” kata Rini.
Nina
merasa bersalah dan mencoba untuk meminta maaf pada Rini, tapi ia takut Rini
semakin kesal. Jadi, Nina lebih memilih untuk pergi. Ketika beberapa langkah
Nina berjalan, Rini memanggilnya.
“Nina
tunggu, maafin aku yah udah bilang gitu sama kamu?”. Nina pun menghentikan
jalannya, lalu kembali pada Rini.
“Sebenarnya
kamu kenapa sih Rin ??” Tanya Nina.
“Aku
ingin cerita sama kamu Na, tapi kamu jangan bilang sama siapa-siapa yah ? janji
?” kata Rini.
“Iya
aku janji, emang mau cerita apa sih ..??” Tanya Nina.
Rini
segera menceritakan tentang Ari . Nina , tadi kak Ari bilang cinta lagi sama
aku, tapi aku bingung jadi belum di jawab, dia kasih aku waktu sampai nanti
pulang sekolah, aku bingung Na,,” katanya.
“Oh
begitu… ya udah terima aja Rin,” kata Nina. Rini diam.
“Hey Rin,
kok diam ?”
“Tapi….!”
“Kenapa
Rin, masalah pacar kamu? Udah gak usah di ingat-ingat lagi, sekarang jalanin
aja hubungan kamu sama kak Ari, aku liat kak Ari itu baik kok..” kata Nina.
Rini
berfikir sejenak, antara mau dan masih ragu membuatnya semakin bingung
mengambil keputusan. Ia ingin menerima Ari tapi hatinya masih pada pacarnya,
dan lagi Kevin juga menyukai Rini.
Akhirnya
Rini berkata, “Iya juga sih kenapa aku harus mikirin dia yang gak tau sekarang
ada dimana? Lagi ngapain? Sma siapa ? tapi tijan gimana ?? Dia juga suka sama
aku .. aduuuhh aku bingung.. !!!!!” kata Rini. Nina tersenyum mendengar
perkataan Rini.
“Hmmm…
banyak banget yang yang suka sama kamu Rin, buat aku dong satu ,, hehe gak papa
Kevin juga “ kata Nina sambil tersenyum.
Lalu
mereka tertawa . Rini akhirnya mau berusaha untuk melupakan pacarnya yang entah
dimana. Yaaa,, kalau bahasa kerennya sih “Move On”. Rini enggak mau terus-terusan ada dalam kesedihan Rini harus bangkit dari
Keterpurukan dan lupakan semua yang membuatnya bersedih.
Tiba-tiba
Nina berkata “ehh.. gimana nel, mau diterima gak kak Ari ?? sebentar lagi
pulang sekolah tuh !!!”
“Tapi
Kevin ..??” kata Rini.
“Ya
kalau Kevin sih terserah kamu aja, keputusan semuanya ada di tangan kamu,
tinggal pilih aja mau sama Kevin apa Kak Ari ??” kata Nina menasehati.
Rini
dian sejenak, ia berfikir hatinya masih bimbang untuk mengambil keputusan. Ia
bingung untuk memilih ia tak ingin diantara mereka ada yang tersakiti. Wajah
Rini kembali murung. Ia benar-benar bingung.
“Rini
tetap diam, tak bicara seperti tak mendengarkan perkataan Nina. Ia terus
berfikir untuk mengambil keputusan tentang siapa yang akan dipilihnya. Teengg..
teeennggg… tenggg… bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring. Rini kaget, ia
segera sadar bahwa waktunya untuk berfikir telah habis, ia harus segera
mengambil keputusan , sebelum kak Ari menemuinya.
Akhirnya
Rini memutuskan untuk memilih Ari sebagai pengganti pacarnya, dan menjadikan
Kevin hanya sebatas teman baiknya. Kak Ari pun sudah terlihat menghampiri Rini
, “Rin, gimana ? kamu terima kakak tidak ? kakak sudah siap terima jawaban
kamu, apapun yang kamu katakana kakak akan terima “ kata Ari. Rini langsung
menjawab, “ Iya kak, aku mau jadi pacar kakak .” kata Rini malu-malu.
Sejak
saat itu Rini dan Ari menjadi kekasih yang bahagia. Kevin telah mengetahui
tentang itu semua, ia tidak marah sama sekali. Ia sadar bahwa Rini lebih
mencintai Ari daripada dirinya. Tetapi ia tidak pernah menyerah untuk
mendapatkan Rini, bukan dengan cara kekerasan atau merebut Rini begitu saja
dari Ari, tetapi Kevin tetap bersabar menunggu Rini sampai Rini mau menjadikan
dirinya sebagai kekasihnya. Hari-hari dilalui Rini dan Ari dengan penuh kebahagiaan,
Rini dan Kevin pun tetap berteman baik dan saling menghargai, semua terasa
begitu indah meski salah seorang dari mereka rela untuk mengalah demi
kebahagian orang yang dicintainya.
END !!!
:-D
bagus sekali , lanjutkan .. :-)
BalasHapus